04 Desember 2008

Akankah WiMAX mengungguli GSM, 3G dan CDMA di Pasar Indonesia?

Kalo menurut jadual yang ada di draft white paper tentang BWA sih, dokumen lelang untuk BWA sudah dikeluarkan oleh Ditjen Postel sejak seminggu yang lalu. Namun sampai sekarang beritanya belum ada. Jadi emang kemungkinan besar tender BWA sedikit tertunda seperti postingan sebelumnya. Namun kali ini saya lebih menyoroti peluang WiMAX salah satu teknologi yang akan menjadi pilihan utama dalam implementasi broad band wireless access di Indonesia.

WiMAX adalah salah satu teknologi nirkabel berpita lebar yang didukung secara hebat oleh industri telekomunikasi dan komputer, murah dan mempunyai standardisasi yang jelas. Dibuat untuk menyalurkan layanan tetap dan bergerak seperti VoIP, informasi dan video dengan biaya yang sangat murah. Sistem WiMAX mampu menjangkau area geografis yang luas samapi sejauh 50 km, dan menyediakan lebar pita yang besar ke end-user sampai dengan 72 Mbps (diambil dari WiMAX forum).

WiMAX sering diberikan bermacam atribut seperti: -Mudah diinstall (penyebab utamanya adalah tidak adanya kewajiban LOS, line of sight. WiMAX bisa dengan NLOS) -Fleksible: bisa point to multi point last mile connection atau sebagai backhaul bagi PSTN -Worldwide standard -Murah -Banyaknya pilihan spektrum frekuensi yang bisa dipakai dan lain sebagainya.

Dengan begitu banyaknya keuntungan dari WiMAX seperti dituliskan diatas, apakah ini berarti bahwa WiMAX akan mengungguli teknologi telekomunikasi lain yang sudah ada di Indonesia? Yang dimaksudkan di sini tentunya dalam sisi bisnis.

Mari lihat kembali 3 tahun ke belakang. Pada akhir 2005, Ditjen Postel telah memberikan informasi ke publik tentang akan dikeluarkannya lisensi 3G. Banyak orang yang punya eforia bahwa dengan 3G mereka akan punya gaya hidup yang lebih baik dengan melakukan video call, akses internet kecepatan tinggi, video ring back tone dan lain sebagainya dan dengan cara lambat namun pasti mereka segera meninggalkan teknologi saat itu, 2G dan 2.5G.

Pada akhir Januari 2006, lisensi 3G dikeluarkan dengan para pemenang adalah 3 besar operator GSM yakni Telkomsel, Indosat dan XL. Sementara dua operator lain yang sudah lebih dulu mendapatkan lisensi HCPT dan Axis. Sudah hampir 3 tahun berlalu, kemajuan 3G tidaklah sehebat yang diperkirakan sebelumnya. Sejauh ini industri telekomunikasi nasional masih mengandalkan pendapatannya dari layanan suara dan pesan singkat yang sebetulnya bisa diberikan oleh teknologi 2G dan 2.5G.

Saya percaya bahwa hal yang sama akan terjadi dengan WiMAX. Aplikasi utama dalam beberapa tahun ini masih akan tetap layanan suara kendati misalnya layanan data (internet) tumbuh cukup pesat. Karena jaringan telekomunikasi sudah cukup mapan di kota-kota besar yang dapat menyediakan kedua layanan tadi (suara dan data), maka saya pikir WiMAX akan sukses di rural yang fasilitas telekomunikasinya masih sangat terbatas. Jadi pilihan WiMAX untuk Universal Service Obligation di Indonesia harus diacungi jempol.

Jadi kami berpendapat bahwa WiMAX tidak akan mengungguli teknologi telekomunikasi lain yang ada saat ini di Indonesia dalam sisi bisnis. Ia mungkin jadi pilihan utama di daerah rural.

0 komentar: